Anak adalah harta yang tak ternilai harganya. Itulah sebabnya, memberikan yang terbaik untuk sang buah hati sejak masih dalam kandungan adalah hal yang wajib dilakukan semua orang tua. Dari mulai memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil hingga memberikan ASI eksklusif 6 bulan setelah sang buah hati lahir ke dunia. Apapun akan dilakukan oleh orangtua demi sang buah hati.

Ketika anak mulai memasuki usia aktif, akan menjadi hal yang membahagiakan bagi orangtua karena bisa melihat beragam tingkah laku anak. Semakin hari ada saja hal baru yang dilakukan oleh anak. Apalagi ketika bertemu dengan teman seusianya, tingkahnya pasti akan semakin menggemaskan.
Tapi, kok anak terlihat jauh lebih aktif dari anak lain seusianya ya? Jangan-jangan anak termasuk anak hiperaktif?
Eits, jangan langsung menilai anak hiperaktif hanya karena dia terlihat lebih aktif dari yang lain. Sebab bisa saja anak memang aktif biasa. Memang, membedakan anak yang aktif dan hiperaktif agak sulit, namun bukan berarti tidak bisa. Pada dasarnya, ketika kemampuan motorik anak mulai berkembang, hal yang sangat wajar jika ia mulai ingin mengeksplor semua hal di sekitarnya. Namun, ketika anak menemukan suatu hal yang disukainya dan bisa fokus pada hal tersebut maka Anda bisa tenang karena anak aAnda kemungkinan tidak mengalami masalah hiperaktif. Misalnya, ketika anak tertarik dengan suatu permainan dan betah memainkannya karena menyukai permainan tersebut.
Pada anak hiperaktif, mereka tidak akan bisa memfokuskan pikirannya pada satu hal. Hal ini disebabkan adanya disfungsi neurologis atau masalah pada perkembangan otak. Anak hiperaktif disebut juga dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) . Agar lebih mudah bagi Anda membedakan anak aktif dengan hiperaktif, berikut ini perbedaannya:
- Anak aktif masih bisa fokus pada suatu hal yang disukainya, namun anak hiperaktif cenderung mudah bosan.
- Anak aktif masih bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Selama topiknya dapat menarik perhatian anak, maka anak akan bisa betah berlama-lama mengobrol. Namun pada anak hiperaktif akan sulit untuk mengajaknya berbicara dengan bahasa yang baik. Anak hiperaktif cenderung berbicara dengan cepat dan nada yang tinggi. Bahkan mereka seringkali memotong pembicaraan oranglain.
- Anak aktif masih bisa berpikir kreatif dan membuat permainannya sendiri. Sementara anak hiperaktif justru cenderung sering merusak mainannya. Apa yang dilakukan oleh anak hiperaktif cenderung tidak memiliki tujuan. Bahkan sikap agresif anak hiperaktif bisa mencelakai teman bermainnya, misalnya tiba-tiba memukul.
- Anak aktif masih bisa merasa lelah dan akan berhenti beraktivitas ketika lelah. Sementara anak hiperaktif hampir tidak merasa lelah dan akan terus beraktivitas.
- Anak aktif hanya memiliki energi yang lebih besar dibandingkan anak-anak lainnya, namun hampir semua kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan. Meskipun begitu, Anda bisa melakukan beberapa cara untuk menyalurkan energi berlebih pada anak. Namun jika pada anak hiperaktif, Anda akan mengalami kesulitan untuk mengarahkan anak.
Jika Anda menemukan beberapa gejala di atas paada anak, maka sebaiknya segera konsultasikan pada dokter anak. Namun, anak hiperaktif biasanya baru terdeteksi ketika anak memasuki usia 4 tahun. Jadi, selama masa aktif anak hingga anak berusia 4 tahun, cobalah untuk menganalisa aktivitas anak. (Vita)