Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan alam, budaya dan sejarah. Bahkan mungkin, jumlahnya jauh lebih banyak daripada yang dimiliki oleh negara lain. Kekayaan inilah yang dimanfaatkan oleh bisnis pariwisata Indonesia untuk menarik minat masyarakat Indonesia agar mau berwisata di negaranya, dan bukan di luar negeri. Juga, untuk menarik minat wisatawan mancanegara agar mau datang untuk berwisata dan menikmati keindahan alam Indonesia.
Diantara sekian banyaknya tempat wisata, situs purbakala menjadi salah satu favorit para pecinta wisata sejarah. Hal ini terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang ke berbagai situs purbakala, terutama saat liburan. Sayangnya, yang biasanya ramai dikunjungi adalah situs purbakala yang berada di area mudah terjangkau saja. Padahal, banyak juga situs purbakala yang berada di area cukup tersembunyi, seperti situs purbakala yang berada di Cipari, Kuningan, Jawa Barat.
Berdasarkan dari cerita pengelola, situs ini merupakan peninggalan zaman neolitik dan ditemukan oleh masyarakat sekitar pada tahun 1972. Hal pertama yang ditemukan pada saat itu adalah sebuah peti kubur yang berukuran cukup besar. Namun, tidak ditemukan adanya tanda seseorang pernah dikubur di dalam peti. Justru, isi dalam peti tersebut adalah periuk, kendi, gelang batu, dan beberapa benda bersejarah lainnya.
Ukuran situs ini tidak terlalu luas, sehingga tidak membutuhkan waktu lama bagi kita untuk berkeliling di sini. Namun, kita bisa melihat beberapa area yang memiliki fungsi berbeda pada zamannya. Ada sebuah area khusus yang menurut pengelola, adalah tempat untuk bermusyawarah. Ada juga area yang dijadikan tempat untuk berdoa atau mendoakan nenek moyang yang telah meninggal, dan beberapa area lainnya. Selain itu, kita juga bisa melihat 2 buah peti kubur yang salah satunya merupakan peti kubur pertama yang ditemukan di area ini.
Jika kita masuk ke dalam bangunan kecil di sini yang bisa dibilang museum mini, kita bisa melihat berbagai koleksi perkakas dan benda lain yang telah berhasil dikumpulkan dan disusun kembali sesuai bentuk aslinya. Tentunya, tidak semua benda yang ditemukan dipajang dalam etalase di museum ini, karena menurut pengelola banyak yang hanya ditemukan beberapa bagiannya saja. Selain itu, ada juga yang dipajang sekaligus dengan tanah tempat ditemukannya benda tersebut, alasannya, agar tidak mengubah keaslian bentuk pada saat benda tersebut ditemukan.
Situs ini merupakan tempat wisata yang cocok bagi kamu pecinta wisata sejarah. Sayangnya, untuk mencapai lokasi ini bukan hal yang mudah. Bukan karena akses jalan yang jelek, atau sulit, melainkan masalah kurangnya papan petunjuk. Kita harus sering bertanya pada orang sekitar jika ingin mencapainya, karena papan petunjuk untuk mencapai tempat ini sangat minimalis. Padahal, lokasinya berada cukup masuk ke dalam area rumah penduduk. (Vita)