Sejak 5 Maret lalu, Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA) sudah memperkirakan jika industri penerbangan akan kehilangan pendapatan mulai dari USD63 hingga USD133 miliar karena pandemi COVID-19. Namun, estimasi tersebut kemudian direvisi pada akhir Maret. Melansir Wikipedia, IATA memprediksikan kerugian industri penerbangan secara global akan mencapai USD252 miliar atau sekitar Rp3.711 triliun.
Perhitungan IATA mulai menunjukkan realisasinya ketika sejumlah maskapai di berbagai belahan dunia selesai memperhitungkan pembukuan pada Q1 atau first quarter 2020. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Air Canada. Menurut berita dalam situs CBC pada 4 Mei 2020, maskapai Air Canada sudah melaporkan kerugian sebesar USD1,05 miliar atau sekitar Rp14 triliun pada perhitungan keuangan Q1-nya. Angka ini didapat dengan membandingkan keuntungan yang didapat oleh Air Canada pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
- Air France-KLM. Pada 7 Mei, rubrik situs France24 melaporkan jika maskapai joint venture Air France-KLM mengalami kerugian sebesar EUR815 juta atau sekitar Rp13 triliun hanya dalam kurun waktu dua pekan setelah coronavirus menyebar di Eropa. Chief Financial Officer maskapai ini bahkan mengatakan jika pulih dari kerugian ini akan membutuhkan beberapa tahun untuk kembali ke titik sebelum pandemi COVID-19.
- Singapore Airlines. Kabar mengerikan datang dari maskapai nasional Singapore. Melansir berita dalam situs CNA, Singapore Airlines melaporkan kerugian pertamanya setelah konstan mendapatkan untung selama 48 tahun berturut-turut. Ya, pada 14 Mei lalu, portal berita tersebut memberitakan jika Singapore Airlines kehilangan SGD732 juta atau sekitar Rp7 triliun untuk periode terbang Q1 2020. Angka ini menurun 94,5% dari keuntungan di periode yang sama pada tahun sebelumnya.
- Korean Air. Dilansir dari FlightGlobal, maskapai nasional Korea Selatan ini juga mencatatkan kerugian sebesar USD46 juta atau setara Rp677 miliar untuk periode Q1. Angka ini mengalami kerugian sebesar 22,7% dari keuntungan yang didapat dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
- Cathay Pacific. Situs FlightGlobal memberitakan kalau maskapai nasional Hong Kong ini mengalami kerugian sebesar USD580 juta atau sekitar Rp8 triliun selama periode Januari sampai April 2020. Angka ini berasal dari pengurangan jadwal terbang Cathay Pacific yang mencapai 99,6% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Itulah dia beberapa maskapai internasional yang sudah melaporkan kerugian pada periode Q1 karena pandemi COVID-19. Angka-angka fantastis di atas masih mungkin bertambah bila maskapai lainnya ikut memberitakan kerugian mereka. Meski begitu, tentu harapan kita semua adalah semoga pandemi ini bisa segera usai, ya. (AP)