Obesitas menjadi salah satu permasalahan yang banyak terjadi di hampir seluruh negara. Terlebih dengan gaya hidup saat ini yang semakin tidak sehat, risiko terjadinya obesitas semakin tinggi. Padahal, obesitas tidak hanya bisa memengaruhi penampilan saja, tetapi juga bisa menyebabkan terjadinya hipertensi, yaitu ketika tekanan darah saat diukur dengan tensimeter digital menunjukkan angka di atas normal, yaitu di atas 140/90. Kondisi ini tentunya akan sangat berisiko karena hipertensi dapat memicu munculnya penyakit kritis, seperti stroke dan serangan jantung.
Hubungan Obesitas dengan Hipertensi
Obesitas dapat menyebabkan hipertensi atau memperburuk kondisi seseorang dengan hipertensi. Bahkan, mempersulit proses pengobatan pada pasien hipertensi. Melansir dari situs Healthline, obesitas memengaruhi tingginya tekanan darah melalui beberapa cara, yaitu:
Tingginya Jumlah Lemak Viseral
Lemak viseral adalah lemak yang berada di bagian perut dan berfungsi sebagai pelindung berbagai organ perut. Namun, ketika jumlahnya berlebih justru bisa menyebabkan masalah bagi kesehatan.
Pada hipertensi, tumpukkan lemak pada bagian tengah perut ini akan menyebabkan tekanan pada organ di perut dan juga sistem kardiovaskular. Akibatnya tubuh akan mengalami hipertensi resisten, yaitu kondisi tubuh di mana tekanan darah tetap di atas 140/90 mmHg dengan rata-rata 130/80 mmHg selama 24 jam meskipun telah mengonsumsi 3 atau lebih obat antihipertensi dengan dosis maksimal.
Fungsi Sistem RAAS Terganggu
Sistem RAAS (Renin-Angiotensin-Aldosterone) adalah mekanisme penting dalam tubuh yang berfungsi dan bertanggung jawab untuk mengatur volume darah serta resistensi sistem pembuluh darah. Ketika sistem ini mengalami masalah, maka tekanan darah akan menjadi tidak terkontrol dan tetap tinggi dalam waktu lama. Obesitas dapat meningkatkan semua hormon sehingga menyebabkan sistem ini mengalami gangguan fungsi atau ketidakseimbangan.
Produksi Hormon
Tingginya jumlah lemak viseral tidak hanya dapat menekan organ dalam perut dan sistem kardiovaskular di area ini, tetapi juga dapat meningkatkan produksi hormon tertentu. Kondisi ini akan membuat sistem terlalu aktif sehingga berpotensi menyebabkan resistensi insulin serta kerusakan organ.
Kompresi Ginjal
Ginjal yang mendapatkan tekanan berlebih akibat tingginya lemak akan membuatnya kurang efisien dalam menyerap dan mengeluarkan air maupun garam. Padahal fungsi ginjal ini juga dapat membantu mengatur tekanan darah. Selain itu, dalam kondisi obesitas maka organ ini akan membutuhkan aliran darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal agar bisa berfungsi dengan baik. Secara otomatis hal ini juga bisa menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah.
Resistensi Leptin
Leptin merupakan hormon yang memberikan sinyal kenyal pada tubuh agar berhenti makan. Orang yang obesitas memiliki leptin dalam jumlah tinggi tetapi tidak membuatnya merasa kenyang karena tubuh tidak memanfaatkannya dengan benar atau mengalami resistensi leptin. Akibatnya, orang tersebut akan terus ingin makan sehingga obesitas akan semakin parah. Berdasarkan penelitian pada tahun 2016, membuktikan bahwa tingginya leptin juga bisa meningkatkan tekanan darah seseorang.
Resistensi Insulin
Obesitas dapat memicu munculnya diabetes tipe 2, yaitu tingginya kadar gula akibat resistensi insulin. Insulin sendiri merupakan hormon yang bertugas agar sel menyerap gula dari makanan dan mengubahnya menjadi energi. Namun pada kondisi resistensi insulin, sel tidak merespon insulin dalam jumlah normal dan membutuhkan insulin lebih banyak agar dapat bekerja. Kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan arteri mengeras sehingga menyebabkan atau memperburuk hipertensi.
Nah, sudah tahu kan bagaimana pengaruh obesitas terhadap hipertensi? Untuk kamu yang memiliki riwayat atau berpotensi tinggi mengalami hipertensi, ada baiknya jika mulai mengatur berat badanmu. Caranya yaitu dengan memperbaiki pola makan dan juga meningkatkan aktivitas fisik. Dengan begitu, jumlah kalori yang masuk dari makanan akan seimbang dengan kalori yang keluar saat beraktivitas.